Selasa, 09 Maret 2010

BUDIDAYA CABAI

A. PENDAHULUAN
Tanaman cabai merupakan salah satu komoditi unggulan para petani dalam meningkatkan taraf hidup serta pendapatannya.
Diamond Interest International dalam hal ini ingin membantu para petani dalam usaha peningkatan produksi tanaman cabai nya khususnya dari sisi peningkatan kwalitas dan kwantitasnya melalui penggunaan pupuk organic cair DI Grow.

B. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
• Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
• Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
• Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
• Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
• Siramkan Pupuk organic cair DI Grow Hijau dengan dosis 1 liter/Ha.
Pupuk organic cair DI Grow dicampur dengan ± 200 liter air kemudian disiramkan di bedengan. Bisa juga dicampurkan langsung dengan pupuk kandang atau pupuk kompos kemudian disiramkan di seluruh bedengan.• Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).
2. Benih
• Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
• Biji direndam dengan POC DI Grow Hijau dengan dosis 10 cc / liter air hangat kemudian direndam semalam.

C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
1. Persiapan Persemaian
• Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
• Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan DI Grow dosis 10 cc/liter untuk 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2. Penyemaian
• Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
• Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban
3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit
• Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp.
Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, Untuk memperbaiki ataupun menumbuhkan jaringan tanaman yang baru lakukan penyemprotan dengan DI Grow Hijau dengan dosis 5cc/liter air.
• Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
• Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
b. H a m a
• Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan Winder 25-WP•
Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan Winder 25-WP
• Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi bisa disemprotkan dengan menggunakan bubur California

D. FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit
• Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
• Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2. Cara Tanam
• Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
• Plastik polibag dilepas
3. Pengamatan Hama
• Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan DECIS atau MATADOR.
• Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),
Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan PESTONA.
• Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)
1. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk yang diberikan adalah Pupuk makro ataupun pupuk majemuk. Untuk kebutuhan pupuk makro dapat dilakukan pengocoran dengan asumsi kebutuhan adalah sebagai berikut :
Kebutuhan total pupuk makro untuk luasan 1000 m2 :
Urea minggu ke 1-4 (6 kg) minggu ke 5-12 (60 kg)
SP-36 minggu ke 1-4 (6 kg) minggu ke 5-12 (25 kg)
KCl minggu ke 1-4 (6 kg) minggu ke 5-12 (25 kg)
3. Penyemprotan DI Grow
Penyemprotan pertama pada saat tanaman umur 15 hari disemprot dengan DI Grow Hijau dosis 45 cc/15 liter air (satu tangki alat semprot SOLO) Penyemprotan kedua dilakukan pada saat tanaman umur 30 hari dengan dosis yang sama. Penyemprotan berikutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 45 hari hingga tanaman memasuki masa panen terakhir dengan pupuk organic cair DI Grow Merah dengan dosis 60 cc/15 liter air dengan interval penyemprotan 10 hari.
4. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
5. Pengamatan Hama dan Penyakit
• Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
• Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
• Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran,
• Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
• Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
• Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan.

F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenan
• Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
• Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
2. Cara panen :
• Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
• Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
• Penyortiran dilakukan sejak di lahan
• Simpan ditempat yang teduh
3. Pengamatan Hama & Penyakit
• Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak

1 komentar:

  1. kenapa harus winder 25 WP punya tanindo tidak Taldin (FMC) atau Pegasus (Syngenta), Confidor (Bayer)

    BalasHapus

komentar anda

 
x -->