Kamis, 07 April 2011

PEMBUNUH BARU BERNAMA "BLENDOK"

Kondisi yang sudah pernah terjadi sebelumnya kini sepertinya dating lagi. Para pekebun jeruk di Sumatera Utara, Riau, Lampung dan lainnya kembali resah dengan hadirnya serangan citrus vein phloem degeneration (CVPD), tetapi Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor menemukan fakta lain.

Total luasan lahan jeruk seluas 63.431 Ha di tanah air terancam penyakit yang tidak disadari, banyak pihak mengatakan itu adalah serangan CVPD karena gejalanya hampir mirip yakni daun menguning, kerdil, lalu rontok. Serangan yang pelan tetapi sangat mematikan. Tanaman akan mati 1-3 tahun semenjak tanaman terserang pertama kali, tergantung bagian tanaman mana yang terserang terlebih dahulu. Apabila batang utama tanaman yang terserang maka tanaman akan mati paling lama setahun setelah terinfeksi. Jika cabang atau ranting yang terserang maka tanaman jeruk akan mati 3 tahun setelah terserang.

Kondisi Iklim

Fakta yang ditemukan dilapangan menunjukkan bukan serangan CVPD kali ini yang menyerang tanaman jeruk para petani, tetapi penyakit blendok oleh cendawan Botryodiploida theobromae. Gejala serangan berupa bercak kebasahan pada batang, cabang ataupun ranting, yang diikuti kulit akan pecah dan mengeluarkan cairan seperti lem berwarna cokelat pada bagian tanaman yang terserang. Pada CVPD tidak ditemukan luka di batang dan cabang yang mengeluarkan lender. Sebenarnya blendok bukanlah penyakit baru pada tanaman jeruk. Serangannya telah terdeteksi sejak puluhan tahun silam hanya saja pada saat itu blendok dianggap tidak berbahaya dibanding CVPD. Di duga akibat perobahan iklim sepanjang tahun 2009 hingga sekarang yang cenderung basah menjadikan penyakit blendok semakin mengganas. Penularan penyakit ini di duga melalui percikan air dari tanah sehingga curah hujan yang tinggi akan semakin mempercepat penularan penyakit ini. Sehingga acap kali kebun-kebun jeruk yang bebas gulma lebih cepat terserang, sementara kebun yang ditumbuhi rumput-rumput relative lebih aman. Penggunaan pupuk kandang yang belum matang juga dapat mempercepat penularan penyakit ini. Pupuk kandang yang masih mentah masih mengalami dekomposisi sehingga suhu di sekitar batang meningkat dan membuat tanaman stress. Pupuk kandang mentah juga mengundang siput yang akan menyerang batang hingga batang luka. Di saat batang luka lah mudah dimasuki botryodiploida.

Kini blendok layak disebut sebagai emerging disease karena belum disadari tapi terus berkembang dan mematikan. Jika penanganan terhadap penyakit tidak tepat maka pekebun jeruk Indonesia bersiap menghadapi satu masalah berat lagi, seperti pada saat terjadinya serangan besar-besaran oleh virus CVPD.

Ada beberapa teknik pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, antara lain lakukan penyiraman sekitar tajuk pohon dengan cairan PGPR (plant growth promoting rhizobacteria) dengan dosis 5 cc per liter air agar tanaman resisten terhadap cendawan. Volume cairan 2-5 liter per tanaman diberikan 2 kali dalam setahun untuk pencegahan dan 4 kali dalam setahun untuk pemulihan, sebelumnya cabang yang sudah terserang potong dan bakar. Sebaiknya hindarkan penggunaan pupuk kandang yang belum matang dan untuk lebih amannya sebaiknya pergunakan pupuk organik tabur seperti Pupuk organik Green Botane. Sementara untuk batang yang sudah terserang dapat diatasi dengan membuat fungisida sendiri yakni bubur bordo yang merupakan campuran dari terusi, kapur dan air. Oleskan bubur bordo yang baru dibuat. Biasanya dalam 1-2 minggu luka akan mongering.

Secara detailnya penanganan yang harus dilakukan adalah :

Lakukan penanaman LCC (legume cover crop) di areal kebun jeruk

Lakukan pemberian pupuk organic tabur Green Botane disekitar tajuk pohon dengan dosis 300 kg per Ha 2 kali setahun.


Siram dengan cairan PGPR (plant growth promoting rhizobacteria) 5 cc per liter air dengan volume larutan 2-5 liter per pohon 2 kali setahun untuk pengendalian dan 4 kali setahun untuk pemulihan

Lakukan penyemprotan Pupuk organik plus DI GROW GREEN dengan dosis 100 cc per 15 liter air di tajuk tanaman setiap bulan agar tanaman tidak stress dan pertumbuhan tunas baru bisa dirangsang kembali, kemudian pada saat bunga sudah keluar lakukan penyemprotan Pupuk organic plus DI GROW RED dengan dosis 150 cc per 15 liter air agar pertumbuhan bunga dan buah bisa menjadi maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda

 
x -->